Posted by : Bank Makalah
Senin, 16 Juni 2014
MAKALAH
Kutipan Dan Rujukan Bahasa
(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia)
Dosen Pembimbing :
Dr. Nasir ,M.Pd
Disusun oleh :
Muhammad Yasin
: 1311050218
Kelas/Semester
: E / 2 (Dua)
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Jurusan : Pend. Matematika
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
RADEN
INTAN LAMPUNG
TAHUN
2014
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
LatarBelakang.............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Kutipan Bahasa ............................................................................................... 2
B.
Sistem Rujukan ............................................................................................... 4
C. Sistem
catatan.................................................................................................. 5
D.
Daftar Pustaka ................................................................................................ 9
BAB III PENUTUP
Kesimpulan..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
Pendahuluan
Bahasa indonesia merupakan salah satu bahasa yang mempunyai struktur
yang baik, hal tersebut dapat terlihat dari unsur-unsur yang sangat terkait
satu sama lain. Unsur-unsur yang terkait ini tersebut memegang peran penting
dalam menjaga keutuhan bahasa indonesia itu sendiri. Dalam perkembangannya
bahasa indonesia saat ini telah mengalami beberapa perubahan, seperti dalam
penggunaan ejaan, tata bahasa, penambahan kata-kata baru, dan sebagainya. Dalam
hal ini kami berusaha membahas kembali beberapa unsur yang terkait seperti
kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka. Pembahasan ini kami latar belakangi
karena saat ini hampir sebagian besar penulis sebuah karya atau karangan ilmiah
kurang memahami betul kaidah-kaidah yang benar dalam penulisan ketiga unsur
tersebut. Oleh sebab itu, kami rasa penting untuk mengingatkan kembali kepada
penulis dan pembaca agar memperhatikan sebuah aturan dan kaidah penulisan yang
benar.
BAB II
PENBAHASAN
A.
Kutipan
1.
Pengertian
Kutipan
Kutipan merupakan suatu gagasan, ide, pendapat yang
diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip.
Gagasan itu bisa diambil dari kamus, artikel, laporan, buku, majalah, internet,
dan lain sebagainya.[1]
2. Fungsi Kutipan
1) untuk menegaskan isi uraian,
2) untuk membuktikan kebenaran dari sebuah pernyataan yang dibuat
oleh penulis,
3) untuk memperlihatkan kepada pembaca materi dan teori yang
digunakan penulis,
4) untuk mengkaji interpretasi penulis terhadap bahan kutipan yang
digunakan,
5) untuk menunjukkan bagian atau aspek topic yang akan dibahas, dan
6) untuk mencegah penggunaan dan pengakuan bahan tulisan sebagai
milik sendiri (plagiat).
3. Jenis Kutipan
a.
Kutipan Langsung
Kutipan langsung (direct quotation) adalah kutipan
hasil penelitian, hasil karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya sama
persis dengan teks aslinya (yang dikutip). Dalam merujuk sumber kutipan di teks
utama, sebutkan referensinya dengan menulis nama pengarang, tahun penerbitan,
dan nomor halamannya.
b.
Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung (indirect quotation) merupakan
kutipan hasil penelitian, hasil karya, atau pendapat orang lain yang
penyajiannya tidak sama dengan teks aslinya, melainkan menggunakan bahasa atau
kalimat penulis/peneliti sendiri. Dalam pengutipan ini, sumber rujukan harus
disebutkan, baik dengan nomor halaman atau tanpa nomor halaman. Paling sedikit
ada dua jenis kutipan tidak langsung atau ada dua cara dalam mengutip secara
tidak langsung. Pertama, dengan meringkas, menyimpulkan, atau merujuk pokok-pokok
pikiran orang lain.[2]
4. Cara Membuat Kutipan
Berikut ini beberapa teknik pencantuman sumber
kutipan. Penulis bisa memilih beberapa cara di antaranya sesuai kebutuhan.
Teknik tersebut adalah:
1)
Cukup ditulis nama penulis, tahun penerbitan, dan halamannya.
·
Kutipan langsung. Misalnya: “Perilaku seks adalah
segala tingkahlaku yang didorong oleh hasrat seksual”. (Dr. Sarlito Wirawan
Sarwono, 1994 : 137).
·
Kutipan tidak langsung. Misalnya: Dr. Sarlito Wirawan
Sarwono (1994 : 137) berpendapat bahwa, perilaku seks adalah segala
tingkah-laku yang dirorong oleh hasrat seksual.
2)
Cukup dinulis nama penulis, penerbit dan tahun
penerbitan.
·
Kutipan langsung. Misalnya: Perilaku seks menurut Dr.
Sarlito Wirawan Sarwono (Raja Grafindo Persada: 1994) adalah: “Perilaku seks
adalah segala tingkah-laku yang didorong oleh hasrat seksual”.[3]
·
Kutipan tidak langsung. Misalnya: Perilaku seksual
adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual. (Dr. Sarlito
Wirawan Sarwono, Raja Grafindo Persada :1994).
3)
Cukup ditulis nama penulis dan buku karangannya.
·
Kutipan langsung. Misalnya : Dr. Sarlito Wirawan
Sarwono dalam buku Psikologi Remaja berpendapat: “Perilaku seksual adalah
segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual.”
·
Kutipan tidak langsung. Misalnya: Dr. Sarlito Wirawan
Sarwono dalam buku Psikologi Remaja berpendapat bahwa perilaku seksual adalah
segala tingkah-laku yang didorong oleh hasrat seksual.
Tiga teknik tersebut adalah di antara teknik yang
paling sering digunakan. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan adalah:
a. Bila penulis
lebih dari tiga orang, cukup menulis nama penulis yang pertama diikuti dengan
tulisan”et al” (et al = dan kawan-kawan).
b. Bila sumber
itu kumpulan tulisan, tulis nama orang atau badan yang mengedit, diikuti dengan
“ed” (ed = editor).
c. Bila sumber
itu terjamahan, ditulis pula nama penulis aslinya, tetapi di belakangnya
ditulis nama penerjamahnya. Judul buku yang ditulis boleh judul asli atau
terjamahan.
d. Bila sumber
itu tidak diketahui nama pengarangnya, ditulis nama sumbernya (penanggung
jawab) kemudian ditulis data lainnya.
e. Bila sumber
itu surat kabar atau majalah, maka ditulis judul artikel, nama surat kabar atau
majalah, tanggal/bulan/tahun penerbitan.
B. Sistem Rujukan
Sistem rujukan biasa digunakaan sebagai sumber referensi, jika penulis:
a. menggunakan kutipan dengan berbagai cara yang disebutkan di atas,
b. menjelaskan dengan kata-kata sendiri pendapat penulis atau sumber
lain,
c. meminjam table, peta, atau diagram dari suatu sumber,
d. menyusun diagram berdasarkan data penulis atau sumber lain,
e. menyajikan suatu pembuktian khusus yang bukan suatu pengetahuan
umum,
f. merujuk pada bagian lain pada teks.
Sebenarnya,
setiap bidang ilmu memiliki system perujukannya masing-masing. Sistem
perujukan di kedokteran berbeda dari sistem perujukan ekonomi atau
teknik. Akan tetapi, ada dua sistem perujukan sumber bacaan yang
sering digunakan sebagai dasar kutipan kita, yaitu Sistem Catatan dan
Sistem Langsung.
1.
Sistem
Catatan
Sistem catatan
(note-bibliography) menyajikan informasi mengenai sumber
dalam bentuk catatan kaki (footnotes) atau catatan belakang (endnotes)
atau langsung dalam daftar pustaka (bibliography). Beberapa bidang
ilmu sudah tidak lagi menggunakan system catatan, tetapi menggunakan
system langsung.
2.
Sistem
Langsung
Sistem langsung
(parenthetical-reference) yang menempatkan informasimengenai sumber dalam tanda
kurung dan diletakkan (a) langsung pada bagian yang dikutip, (b) pada daftar
kutipan (list of work cited), atau (c) pada daftar pustaka. Cara
kedua ini adalah cara yang direkomendasikan oleh MLA (The Modern Language
Association) dan APA (The American Psychological Association).[4]
C. Sistem
Catatan
Sistem
catatan dilakukan dengan mencantumkan pemarkah angka arab di akhir
setiap
kutipan. Angka arab tersebut mengacu kepada catatan yang berisi informasi
dari
sumber kutipan. Angka itu diletakkan langsung di akhir kutipan dan terletak
setengah
spasi ke atas.
Ada
dua cara penempatan catatan. (1) Catatan dapat ditempatkan di bawah halaman
yang
sama dengan nomor pemarkah dan disebut catatan kaki (footnotes). (2) Catatan dapat pula
ditempatkan pada akhir setiap bab atau sebuah tulisan dan disebut catatan
belakang (endnotes). Biasanya, untuk catatan belakang, penomoran kutipan
dilakukan secara berurutan dalam satu bab dan dimulai lagi dengan angka satu
pada bab berikutnya. Untuk catatan kaki, urutan angka dapat berlaku sepanjang
tulisan atau karya ilmiah.
Fungsi
catatan kaki dan catatan belakang ini tidak hanya untuk menunjukkan
sumber
kutipan, tetapi ada beberapa fungsi lain. Jadi, ada empat fungsi catatan kaki dan
catatan belakang.
1.
Untuk menyusun pembuktian, khususnya yang berkaitan dengan pembuktian
kebenaran
yang dilakukan oleh penulis lain;
2.
Untuk referensi atau untuk menyatakan utang budi kepada penulis yang teksnya
digunakan
sebagia bahan kutipan;
3.
Untuk menyampaikan keterangan tambahan yang dibutuhkan, namun tidak
berkaitan
langsung dengan karya ilmiah yang ditulis, dan
4.
Untuk merujuk pada bagian lain dari karya ilmiah.
Jika
sistem catatan digunakan untuk menyusun pembuktian atau referensi, ada
unsur-unsur
dan aturan yang perlu diketahui oleh penulis karya ilmiah. Unsur-unsur yang
digunakan sama dengan unsur-unsur yang digunakan dalam daftar pustaka. Akan
tetapi, ada tiga perbedaan yang cukup penting antara sistem catatan dan sistem daftar
pustaka.
·
Perbedaan Sistem Catatan Dan Sistem
Daftar Pustaka
1. Nomor
halaman dari sumber rujukan harus dicantumkan.
Nomor halaman tidak
selalu harus dicantumkan.
2. Nama
sumber rujukan dicantumkan dengan urutan: nama diri diikuti oleh
nama
keluarga.
Nama sumber ditulis
dengan nama keluarga terlebih dahulu, baru nama
diri.
3. Ada
penyebutan referensi pertama dan penyebutan referensi lanjutan.
Tidak
ada penyebutan referensi
lanjutan.
Unsur-unsur
yang harus dicantumkan dalam menyusun referensi pertama adalah
1)
nama penulis yang diawali dengan penulisan nama diri diikuti nama keluarga,
2)
judul karya tulis yang dicetak miring dengan menggunakan huruf besar untuk
huruf
pertama kecuali kata sambung dan kata depan, dan
3)
data publikasi berisi nama tempat (kota), koma, dan tahun terbitan yang
diletakkan
di antara tanda kurung, dan nomor halaman yang diletakkan di luar
tanda
kurung, contoh: (Jakarta: Djambatan, 1967), 49-51.
4)
untuk kutipan dari buku berjilid atau dari jurnal/majalah ilmiah, nomor jilid
menggunakan
angka romawi atau angka arab, diikuti dengan data publikasi
dalam
kurung, kota, dan diakhiri nomor halaman yang menggunakan angka
arab,
contoh: MSI, 1 (April, 1963): 27-30.
Contoh
sistem catatan diambil dari Azril Azahari (1998):
1.A.
Parasuraman, Marketing Research, ed ke-2 (Reading: Addison-wesley,
1991),
63-69.
2.William
Giles Campell, Stephen Vaughn Ballou dan Carole Slade, Form and
Style:
Theses, Report, Term Papers, es, ke-8 (Boston: Houghton
Mifflin, 1991), 35.
Jika
dalam sistem catatan terjadi perujukan lanjutan yang merujuk pada sumber
yang
sama, digunakan singkatan yang berasal dari bahasa Latin untuk merujuk pada
sumber
pertama. Ketiga jenis singkatan itu adalah sebagai berikut.
a.
Ibid. : singkatan ini berasal dari kata lengkap ibidem yang
berarti ‘pada tempat
yang
sama’ . Singkatan ini digunakan jika perujukan lanjutan mengacu langsung
pada
karya yang disebut dalam perujukan nomor sebelumnya. Jika nomor
halaman
pengacuan sama, tidak perlu dicantumkan nomor halaman. Jika nomor
halamannya
berbeda, setelah Ibid dicantumkan nomor halamannya. Ibid, harus
diikuti
oleh titik dan dicetak miring. Contoh: Ibid., 87.
b.
Op.cit. : singkatan ini berasal dari gabungan kata opere
citato yang berarti ‘pada
karya
yang telah dikutip’. Singkatan ini digunakan jika perujukan lanjutan
mengacu
pada perujukan pertama yang berasal dari buku, namun diselingi oleh
perujukan
lain. Teknik penulisannya adalah menggunakan nama keluarga
penulis,
diikuti oleh Op.Cit., diikuti oleh nomor halaman, jika halaman
perujukannya
berbeda dari perujukan pertama. Contoh: Keraf, op.cit., 37
c.
Loc.Cit: singkatan ini berasal dari gabungan kata loco
citato yang berarti ‘pada
tempat
yang telah dikutip’. Singkatan ini digunakan jika perujukan lanjutan
mengacu
pada perujukan pertama yang berasal dari artikel dalam bunga
rampai/antologi,
majalah, ensiklopedia, surat kabar, namun diselingi oleh
perujukan
lain. Oleh karena hanya merupakan bagian dari suatu buku, majalah,
surat
kabar (atau opus, ‘karya’), artikel dirujuk dengan locus yang
berarti
‘tempat’.
Teknik penulisannya adalah menggunakan nama keluarga penulis,
diikuti
oleh Loc.Cit, diikuti oleh nomor halaman, jika halaman perujukannya
berbeda
dari perujukan pertama. Contoh: Anjuang, loc.cit, 40.
Contoh
diambil dari Keraf (1997):
1.Edgar
Sturtevant, An Introduction to Linguistics Science (New Haven,
1947),
20
2.Ibid
3.Ibid,
30
4.Richard
Pittman, “Nauhati Honorifics, “International Journal of American
Linguisticties,
XI April 1950) 374
5.H.A.
Gleason, An Introduction to Descriptive Linguistics, (Rev. Ed.; New York:
Holt,
Rinehart and Winston, 1961), 51-52.
6.Ibid
7.Ibid
56.
8.Sturtevant,
op.cit. 42
Kedua
sistem catatan di atas harus disertai dengan daftar yang memperlihatkan
semua
sumber kutipan dan bahan acuan yang digunakan dalam sebuah karya ilmiah atau
tulisan. Oleh karenanya, kedua cara ini sering disebut juga catatan daftar pustaka
(note bibliography system). Sistem penulisan daftar pustaka akan
diuraikan setelah ini.
D.
Daftar Pustaka
a.
Fungsi daftar pustaka
Fungsi
daftar pustaka adalah :
(1)
membantu pembaca mengenal ruang lingkup studi penulis,
(2)
memberi informasi kepada pembaca untuk memperoleh pengetahuan yang lebih
lengkap
dan mendalam tentang kutipan yang digunakan oleh penulis, dan
(3)
membantu pembaca memilih referensi dan materi dasar untuk studinya.
Daftar
pustaka dapat disusun dengan berbagai format. Ada dua format yang akan
diuraikan
di sini, yakni format MLA (The Modern Language Association) dan
format
APA (American Psychological Association). Kedua format itu adalah format
yang
umum ditemukan dalam bidang ilmu humaniora.
b. Teknik Penulisan Daftar Pustaka
Teknik
penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut.
(1)
Baris pertama dimulai pada pias (margin) sebelah kiri; baris kedua dan
selanjutnya
dimulai dengan 3 ketukan ke dalam.
(2)
Jarak antarbaris adalah 1,5 spasi.
(3)
Daftar pustaka diurut berdasarkan abjad huruf pertama nama keluarga penulis.
(Akan
tetapi, cara mengurut daftar pustaka amat bergantung pada bidang ilmu.
Setiap
bidang ilmu memiliki gaya selingkung).
(4)
Jika penulis yang sama menulis beberapa karya ilmiah yang dikutip, nama
penulis
itu harus dicantumkan ulang.
Unsur-unsur
yang harus dicantumkan dalahm daftar pustaka adalah
(a)
nama penulis diawali dengan penulisan nama keluarga,
(b)
tahun terbitan karya ilmiah yang bersangkutan,
(c)
judul karya ilmiah dengan menggunakan huruf kapital untuk huruf pertama tiap
kata,
kecuali untuk kata sambung dan kata depan, dan
(d) data
publikasi berisi nama tempat (kota) dan nama penerbit karya yang dikutip.[5]
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut.
1.
Kutipan merupakan sebuah sistem pengambilan sebagian data berupa kalimat
baik tulisan maupun lisan dari pendapat orang lain baik langsung maupun tidak
langsung untuk dijadikan sebagai acuan dan pendukung sebuah karya.
2.
Sistem rujukan dalam konteks karya ilmiah merupakan sebuah data
informasi atau sumber untuk menunjukkan darimana sebuah kutipan diambil
sehingga dapat disesuaikan atau dipertanggungjawabkan.
3.
Fungsi dari kutipan dan sistem rujukan dalam karya ilmiah adalah sebagai
landasan teori, memperjelas pembahasan serta rujukan silang antar halaman yang
telah disesuaikan dengan daftar referensi sebagai pertanggungjawaban sebuah
karya ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
[3]
Ibid
[4]http://sinaukomunikasi.wordpress.com/2013/09/20/serial-teknik-penulisan-ilmiah-kutipan-dan-sistem-rujukan/.com
[5]
http://omdompetaub.wordpress.com/2014/01/04/kutipan-dan-sistem-rujukan-dalam-karya-ilmiah/