Posted by : Bank Makalah
Senin, 16 Juni 2014
MAKALAH
Public Speaking
(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pengembangan kepribadian)
Dosen Pembimbing :
Hj.RahmawatiHandayani,M.Pd.I
Disusun oleh :
Muhammad Yasin
: 1311050218
Yunita Setiawati : 1311050214
Arfani Manda Tama : 1311050227
Kelas/Semester
: E / 2 (Dua)
Mata Kuliah : Pengembangan Kepribadian
Jurusan : Pend. Matematika
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
RADEN
INTAN LAMPUNG
TAHUN
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta nikmat iman dan islam
kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat dan umatnya hingga akhir zaman.
Makalah yang berjudul “Pubic Speaking” yang disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Kepribadian pada
Program Studi Pendidikan Matematika Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik itu dari segi
penyajian maupun dari segi
penyusunannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak yang sifatnya membangun dan perbaikan penyusunan makalah ini atau laporan-laporan lainnya yang
akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat, khusus bagi penulis dan umumnya
bagi semua pembaca. Amin.
Bandar Lampung,1 Mei 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang.................................................................................................. 1
B.
Ruang Lingkup Pembahasan........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Public Speaking dan
Urgensinya................................................... 3
B.
Faktor Percaya Diri Public Speaking............................................................... 4
C. Strategi dan persiapan yang baik sebelum
berbicara di depan publik.............. 6
D.
Dasar-Dasar Berbicara Efektif......................................................................... 8
E.
Teknik-Teknik Public Speaking....................................................................... 9
BAB III PENUTUP
Kesimpulan..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seseorang harus
memahami kepribadiannya sebelum menciptakan sebuah komunikasi. Memang sangat
sulit untuk berkepribadian seperti yang kita inginkan, dalam hal ini ingin
menjadi orang yang selalu siap tampil berbicara di depan banyak orang. Akan
tetapi, hal tersebut bukanlah sesuatu yang tidak mungkin. Hal ini seiring
dengan pendapat Andrew Mc Carty, Ph. D dalam bukunya yang berjudul Berpikir
Positif (2007), bahwa berpikir positif dan memberikan penghargaan
yang tinggi terhadap diri sendiri merupakan hal yang sangat penting dan
mendasar untuk memperbaiki kepribadian.
Komunikator yang baik
yaitu apabila ia berkomunikasi sesuai dengan motivasi dari dalam dirinya. Yakni
motivasi untuk memberikan pengetahuan baru bagi pendengarnya. Artinya, motivasi
akan menjadi lebih penting dibandingkan umur, jabatan, status keuangan, ras,
agama, pendidikan, jenis kelamin, dan berbagi unsur lainnya saat berkomunikasi.
Namun, permasalahannya yaitu tidak semua orang mampu berbicara dengan baik dan
benar di depan banyak orang. Hal tersebut sesuai dengan pengalaman saya dan
sebagian teman saya, bahwa untuk berbicara di depan banyak orang terdapat
beberapa halangan yang terkadang tidak bisa diidentifikasikan alasannya. Oleh
karena itu, saya tertarik untuk membahas masalah ini sebagai bahan penulisan
laporan kali ini.
Setiap orang pasti
merasa tidak percaya diri (grogi) untuk berbicara di depan umum.
Akibatnya, muncullah suatu persepsi bahwa untuk menjadi seorang public
speaking haruslah memiliki kemampuan mendasar yang dinamakan softskill.
Akan tetapi, masih banyak pulapublic speaking ternama yang berkata
bahwa dirinya selalu mengalami grogi sesaat sebelum berbicara di depan para
calon pendengarnya. Artinya, keterbatasan softskill bukanlah alasan bagi
seseorang untuk tidak mampu terampil berbiacara di depan orang banyak.
Ketidakpercayaan diri itu dipengaruhi oleh sejauh mana seseorang mempersiapkan
dirinya untuk tampil di depan publik, baik dari segi topik pembicaraan, fisik,
maupun mental.
Permasalahan lain yang sering
dialami yaitu kurangnya penguasaan materi yang akan disampaikan. Seorang
pembicara selalu berharap mendapatkan banyak dukungan terhadap pendapat dan
materi yang akan ia sampaikan. Akan tetapi, sebagian besar orang cenderung merasa
rendah diri terhadap permasalahan ini. Khususnya ketika ia membandingkan
dirinya dengan tingkat status, nilai, penampilan, penghasilan, atau kecerdasan
dari calon pendengar yang akan dihadapinya. Secara langsung hal ini akan
menyebabkan depresi. Maka dari itu, dibutuhkanlah sebuah kekuatan dari dalam
diri individu untuk selalu berpikir positif. Potensi-potensi yang ada pada diri
mereka hanya butuh ditampilkan.
A. Ruang Lingkup Pembahasan
Berdasarkan latar
belakang, pembahasan makalah ini akan difokuskan pada pentingnya pemahaman
motivasi berkomunikasi dan pentingnya persiapan diri bagi setiap orang sebelum
berbicara di depan banyak pendengar. Untuk itu dibuat rumusan masalah sebagai
berikut:
- Apa yang dimaksud dengan public speaking dan urgensinya bagi kehidupan ?
- Bagaimana membangkitan rasa percaya diri untuk menjadipublic speaking ?
- Bagaimana strategi dan persiapan yang baik ketika berbicara di depan banyak pendengar ?
- Bagaimana berkomunikasi yang efektif terkait pemahaman tentang teknik-teknik yang benar untuk menjadi public speaking?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Public speaking dan urgensinya
Banyak tokoh yang
terkenal dan menorehkan sejarah dunia, bukan karena kekayaan atau jabatannya,
melainkan karena kemampuan mereka dalam hal menginspirasi jutaan orang.
Kemampuan inilah yang dinamakan dengan public speaking. Mengikuti
perkembangan zaman, kemampuan ini mungkin tidak dapat membuat kita melakukan
hal yang sama seperti tokoh-tokoh terdahulu. Akan tetapi, hampir dipastikan
kemampuan ini mampu membawa kita memperoleh kesuksesan di berbagai bidang.
Di Indonesia sendiri,
masyarakat cenderung menghargai dan menerima seseorang yang mampu menyampaikan
ide-idenya dalam bahasa yang dimengerti oleh publik. Hal ini membuktikan bahwa
kemampuan komunikasi, khususnya public speaking, menjadi kemampuan
yang mutlak harus dimiliki setiap individu agar mampu bersaing di zaman yang
semakin dinamis.
Tujuan public
speaking tidak terlepas dari tujuan komunikasi, yaitu menyampaikan pesan
atau ide kepada publik dengan metode yang sesuai sehingga publik bisa memahami
pesan atau ide, dan kemudian memperoleh manfaat dari pesan tersebut. Sehubungan
dengan ini seorang public speaker pun dituntut untuk mampu memilih
metode yang tepat untuk menyampaikan pesannya.
Metode public
speaking yang dimaksud dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
- Impromptu speech, artinya seseorang untuk menyampaikan gagasannya tidak melakukan banyak persiapan. Dengan kata lain seorang public speaking bekerja secara mendadak.
- Manuscript speech, artinya seseorang dapat melihat naskah saat menyampaikan gagasannya. Dalam hal ini saya sertakan contoh naskah yang dapat dibaca oleh seorang perwakilan mahasisawa dalam penerimaan dan perpisahan mahasiswa KK P. (Lampiran 1 dan Lampiran 2)
- Extemporaneous speech, artinya seseorang tanpa menggunakan naskah dapat menyampaikan gagasannya dengan lebih informatif dan komunikatif. Dalam hal ini pembicara bebas berimprovisasi.
Selain itu, untuk
menjadi seorang public speaker yang baik harus mempuyai kepercayaan
diri yang tinggi, persiapan yang optimal, penguasaan kata-kata yang baik,
kontak mata dan gerak tubuh yang baik, dan kemampuan mengendalikan audiens.[1]
B. Faktor percaya diri public speaking
Orang yang rendah diri
atau depresif ialah mereka yang tidak pernah mencoba menunjukkan potensi yang
ia miliki. Akibatnya, rasa percaya diri tetap terkalahkan oleh rasa takut
dan rasa gugup yang selalu membayangi pikirannya sebelum bertindak. Perlu
disadari bahwa ketakutan itu perlahan-lahan akan hilang apabila kita sering
mencoba melakukan hal yang kita takutkan, lalu membuat kesalahan, dan kemudian
dengan cermat mengambil pelajaran dari setiap pengalaman yang didapatkan.
Seperti yang dinyatakan oleh Dale Carnegle, 2006, bahwa cara tercepat dan
terbaik untuk mengalahkan rasa takut adalah dengan melakukan apa yang kita
takutkan.Sedangkan pendapat lain yang mungkin dapat mempentuk pola berpikir
positif dapat diperhatikan melalui pernyataan berikut:
“Penelitian membuktikan
bahwa orang yang menyesuaikan antara citra diri dan ideal diri mereka
cenderung secara sosial bersikap tenang, percaya diri, dan cerdik. Sebaliknya
orang yang kurang menyesuaikan diri cenderung menjadi depresi, cemas, gelisah,
dan kurang mampu dalam keterampilan sosial.” (Andrew McCarty, Ph. D, 2007).
“Hampir 98% orang yang
tidak menderita depresi ialah mereka yang berpikir dengan prasangka positif,”
(Andrew McCarty, Ph. D, 2007). Maka dari itu, untuk mempertinggi penghargaan
diri kita, kita harus berusaha berpikir positif tentang diri kita. Kita harus
percaya bahwa kita mempunyai pemikiran positif dalam diri kita.
Tabel 1. Persentase Hal
yang Ditakuti Oleh 3000 Orang Amerika Berdasarkan Hasil Survei The People’s
Almanact Book of Lists
No
|
Hal yang ditakuti
|
Jumlah (jiwa)
|
Persentase (%)
|
1
|
Berbicara di depan kelompok
|
630
|
21
|
2
|
Ketinggian
|
510
|
17
|
3
|
Serangga dan hama
|
360
|
12
|
4
|
Masalah keuangan
|
360
|
12
|
5
|
Air yang dalam
|
360
|
12
|
6
|
Penyakit
|
270
|
9
|
7
|
Kematian
|
270
|
9
|
8
|
Terbang
|
240
|
8
|
Total
|
3000
|
100
|
Sumber: General Public
Speaking, Public Speaking School, 2006
Melalui tabel tersebut
diperoleh data bahwa sebagian besar orang justru lebih takut ketika akan
menghadapi orang banyak. Untuk mengatasinya, kita harus menemukan karakter
sejati diri kita. Karakter sejati ialah kepribadian diri yang telah diarahkan
kepada kepribadian yang diinginkan. Jika telah terbentuk karakter sejati,
maka seseorang akan terlepas dari ketakutan dan rasa gugup. Seorang tokoh, Dale
Carnegle, berpendapat bahwa cara tercepat dan terbaik untuk mengalahkan
rasa takut adalah dengan melakukan apa yang kita takutkan.
Selain itu, rasa takut
dan gugup dapat diminimalkan dengan melakukan beberapa pendekatan, yaitu:
a) pendekatan rasional, artinya berpikir untuk
tidak menjadi seorang penakut dan menguatkan motivasi komunikasinya saat
berbicara.
b) pendekatan fisik, yakni dengan melakukan
relaksasi dan mendatangkan rasa sakit sementara yang dimaksudkan untuk mengalihkan
rasa sakit itu sendiri.
c) pendekatan mental, yang dapat dilakukan
dengan memvisualisasikan audiens dan berbicara pada diri sendiri untuk
meyakinkan diri sebelum tampil.
d) tindakan praktis, yakni dengan membuat
persiapan yang optimal dan bertindak seolah-olah berani saat berbicara.[2]
C. Strategi dan
persiapan yang baik sebelum berbicara di depan publik
Tugas seorang public
speaker adalah menyampaikan ide kepada audiens dan ide tersebut
berpotensi untuk mempengaruhi tindakan audiens. Untuk itu, sangat diperlukan
persiapan yang optimal sebelum melakukan presentasi di depan audiens.
Saya merangkum strategi dan persiapan tersebut dalam lima hal, yaitu:
- Pengenalan Audiens
Pengenalan audiens
dapat membekali kita dalam memilih bahan, menyusun, dan menyajikannya dengan
strategi yang tepat. Hal ini dikarenakan pengetahuan kita tentang publik akan
menjadi konkret.
Untuk mengenali calon
audiens, terdapat hal-hal umum dan khusus yang perlu diperhatikan, antara lain:
a. Hal umum
Jumlah audiens, rentang
usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama, sosial-politik-ekonomi, dan
adat budaya.
b. Hal khusus
- Perhatikan
motivasi kedatangan audiens
- Perhatikan
tingkat pengetahuan auidens
- Perhatikan
kemungkinan reaksi atau sikap audiens
2. Pengorganisasian Materi
Semakin banyak
informasi yang didapatkan maka akan semakin baik persiapan materinya. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
- Mengetahui informasi
yang dibutuhkan
- Mengetahui
sumber informasi
- Memilih beberapa
informasi dari beberapa kumpulan yang telah didapatkan
- Menyusun struktur
materi
3. Pengenalan Tempat
Seorang pembicara yang
baik akan mengenali terlebih dahulu medan dimana ia akan berbicara. Hal-hal
yang perlu diperhatikan antara lain:
- Hadir
sekurang-kurangnya satu jam sebelum acara dimulai untuk melihat kondisi fisik
secara keseluruhan
- Pastikan posisi
saat akan berbicara
- Perhatikan outdoor
atau indoor
- Perhatikan syarat
kebutuhan anda untuk berbicara, seperti kelengkapan audio visual
4. Penampilan Fisik
Audiens cenderung akan
memberikan penilaian ketika mendapat kesan pertama yang diberikan oleh
pembicara. Maka dari itu, banyak hal yang harus diperhatikan secara mendetil, antara
lain:
- Kerapian,
kebersihan, dan kesesuaian pakaian
- Kenampakan
fisik saat tampil, seperti
- Berdiri santai tetapi tegap
- Kaki harus rapi dan terlihat sopan
- Keadaan tangan santai dan dapat melakukan gerakan yang seproporsional mungkin
- Wajah terlihat meyakinkan tetapi tidak tegang
2.4. Komunikasi efektif dan teknik-teknik public speaking[3]
D. Dasar-dasar
berbicara efektif
Berbiara efektif
merupakan sarana penyampaian ide kepada orang secara lisan yang mudah dicerna
atau dimengerti oleh pendengarnya. Pada dasarnya, berbicara efektif pada
kesempatan apapun terdiri dari tiga unsur pokok, yakni pembukaan, isi atau inti
permasalahan, dan penutup.
a. Pembukaan
- Misi
- Acara: serius,
resmi, tidak sama sekali
- Lawan Bicara:
kelompok atau perorangan
- Suasana:
gembira, santai, sedih
b. Isi atau inti
pembicaraan
Lengkap, singkat,
sistematis, ada selingan, dibantu alat audio visual, diskusi dan tanya jawab.
c. Penutup
Cukup 3-5 menit dan
diakhiri dengan kesimpulan inti.
E. Teknik-teknik public
speaking
Untuk menjadi pembicara
yang menarik dan dapat memberikan pengaruh bagi pendengar, diperlukan
teknik-teknik public speaking,antara lain:
1. Teknik Ice
Breaking
- Pembukaan yang
menarik
Pembukaan adalah
impresi pertama, artinya hal itu dapat mempengaruhi pandangan audiens
terhadap public speaker selama presentasi. Sesingkat apapun waktu
untuk melakukan presentasi, pembukaan tetaplah harus penuh kehangatan.
Pembukaan dapat dilakukan dengan sebuah ilustrasi atau cerita yang sedang
marak, tetapi relevan dengan topik pembiaraan. Saat menyampaikannya, tunjukkan
wajah yang bersahabat, ramah, dan dekat.
- Gunakan Joke/humor
Humor kemungkinan
mengandung resiko. Hal ini dikarenakan oleh sifatnya yang universal, sedangkan
selera tiap individu sanagt personal dan individual. Tetapi, meskipun
mengandung resiko humor yang baik dapat menjadi awal yang efektif untuk mencari
perhatian para pendengar. Bahan-bahan joke sangat luas, karena
dapat diambil dari berbagai cerita, kasus sehari-hari, gambar iklan, pengalaman
orang lain, hasil riset, dan sebagainya.
2. Teknik Vokal
Penyampaian vokal yang
baik didapatkan apabila seorang public speaking menguasai tiga hal
berikut:
-
Pernapasan
Posisi yang baik untuk
mengontrol pernapasan adalah berdiri tegak agar memberikan ruang yang lebih
baik kepada paru-paru. Untuk berbicara di depan publik, diperlukan ruang suara
yang solid agar dapat menyampaikan kalimat yang panjang pada volume suara yang
benar.
- Volume
Keberhasilan dalam
berbicara tidak selalu ditentukan oleh kerasnya suara. Volume suara ketika
berbicara di depan publik hanya sedikit lebih keras dari volume berbicara
sehari-hari. Berbicara dengan volume keras hanya diperlukan pada bagian-bagian
tertentu saja. Selebihnya, berbicara keras terlalu sering dapat menyebabkan
tenggorokan rusak dan audiens pun bosan.
- Ekspresi vokal
Ekspresi adalah faktor
penting dalam pengolahan suara. Suara yang baik akan lebih berarti jika
disertai dengan ekspresi yang tepat. Ekspresi terdiri dari tiga komponen,
yaitu: a) pitch, faktor tinggi rendahnya suara, b) pace, faktor
kecepatan berbicara, c) phrasing,faktor kecakapan memenggal
kalimat, dan disertai dengan jeda.[4]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kepentingan akan
kemampuan berbicara di depan publik sudah sangat mutlak. Kemampuan ini
mendasari kesuksesan setiap orang diberbagai bidang. Seorang Public
speaker dengan perannya sebagai pemberi pengaruh dan manfaat bagi
para pendengar dituntut untuk tampil meyakinkan. Semua perkataan, penampilan,
dan perilakunya dapat saja menjadi inspirasi bagi para pendengarnya. Untuk itu,
unsur motivasi komunikasi harus melekat dalam diri seorang public
spekerguna menghindari kekhawatiran-kekhawatiran yang membuat ia ragu
dengan kemampuannya.
Ketenangan
seorang public speaker ditentukan oleh kesempurnaan persiapannya.
Kemudian setiap proses pelaksanaanya dilakukan dengan sistematis. Maka,
seorang public speaker akan mendapatkan kesuksesan apabila ia telah
berhasil menjalankan strateginya dan menerapkan teknik-teknik berkomunikasi
yang efektif. Strategi dan teknik tersebut dilaksanakan sebelum berbicara, saat
berbicara, setelah berbicara, dan selama proses pengulangan kegiatan
dikesempatan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA