Posted by : Bank Makalah
Kamis, 08 Mei 2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT. yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini disusun sebagai
tugas kelompok pada mata kuliah Metode Studi Islam di Institut
Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung, Fakultas Tarbiyah Jurusan Tadris
Matematika.
Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan
terima kasih kepada bapak Waluyo Erry
Wahyudi,M.Pd.I. sebagai dosen pembimbing yang telah membantu menyusun
dalam belajarMetode Studi Islam, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul Metode Studi Islam Interdisipliner.
Akhir kata, penyusun menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak, agar makalah ini pada
masa-masa mendatang mengalami kesempurnaan dan sekaligus dapat memenuhi harapan
kita semua. Penyusun juga berharap semoga laporan ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Amin
Bandar Lampung, 24 Februari 2014
M. Yassin
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam
telah menjadi kajian yang manarik banyak minat belakangan ini. Studi Islam pun
makin berkembang. Islam tidak lagi dipahami dalam pengertian historis dan
doktriner, tetapi telah menjadi fenomena yang kompleks. Islam tidak hanya
terdiri dari rangkaian petunjuk formal tentang bagaimana seseorang memaknai
kehidupan nya. Islam telah menjadi sebuah sistem budaya, peradaban, komunitas
politik, ekonomi dan bagian dari perkembangan dunia. Mengakaji dan mendekati
Islam, tidak lagi mungkin hanya dari satu aspek,tetapi dibutuhkan metode dan
pendekatan interdisipliner. Studi agama termasuk Islam, seperti disebutkan
diatas dilakukan oleh sarjana barat dengan menggunaka ilmu-ilmu sosial. Sehingga
muncul sejarah agama, psikologi agama, sosiologi agama, antropologi agama, dan
lain-lain. Dalam pengembangan nya, sarjana barat bukan hanya menjadikan
masyarakat Barat sebagai lapangan penelitian nya, namun juga masyarakat di
Negara-negara berkembang yang kemudian memunculkan orientalisme. Bahkan
Muhammad Abdul Rouf, Islamic studies disebut juga dengan oriental studies.
Sarjana Barat sebenarnya lebih duludan lebih lama melakukan kajian fenomena
Islam dari berbagai aspek: sosiologis,kultural, perilaku politik, doktrin,
ekonomi, perkembangan tingkat pendidikan, jaminan keamanan, perawatan
kesehatan, perkembangan minat dan kajian intelektual, dan seterus nya. Di dunia
Islam sendiri pendekatan-pendekatan ilmu modern untuk mengkaji islam Islam
mulai digemari. Islam tidak lagi dipahami hanya dengan instrument kajian
tradisional, yakni mengkaji islam dari segi doktrinialnya saja.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian
pendekatan studi Islam?
2. Pendekatan
Interdisipliner dalam studi Islam?
3. Beberapa
pendekatan Interdisipliner?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
pendekatan dalam studi Islam
Pendekatan
adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang
terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami
Agama. Dalam hal ini adalah agama Islam.
B.
Pendekatan
Interdisipliner dalam studi Islam
Pendekatan
Interdisipliner yang dimaksud adalah kajian yang menggunakan sejumlah
pendekatan atau sudut pandang (persepektif). Dalam studi misalnya, menggunakan
pendekatan Sosiologi, Historis dan Normatif secara bersamaan. Pentingnya
penggunaan pendekatan ini semakin disadari keterbatasan dari hasil-hasil penelitian
yang hanya menggunakan satu pendekatan. Misalnya, dalam pengajian teks dalam agama
seperti, Al-qur’an dan sunnah Nabi tidak cukup hanya menggunakan pendekatan
tekstual, tetapi harus dilengkapi dengan pendekatan Sosiologis dan Historis
sekaligus. Contoh pendekatan Interdisipliner adalah dalam menjawab status hukum
aborsi, untuk melihat status hukum aborsi perlu dilacak nash Al-qur’an dan
As-sunah. Tentang larangan pembunuhan anak dalam proses atau tahap penciptaan
manusia.[1]
C.
Beberapa
pendekatan Interdisipliner
1.Studi Islam Pendekatan Filsafat
Filsafat berasal dari kata philo yang
berarti cinta dan kata shopos yang berarti ilmu atau hikmah secara
etimologi filsafat berarti cinta terhadap ilmu atau hikmah. Menurut istilah
(terminologi) filsafat islam adalah cinta terhadap hikmah dan berusaha
mendapatkan falsafah dan menciptakan sikap positif terhadap falsafah islam Yang
dimaksud adalah melihat suatu permasalahan dari sudut tinjauan filsafat dan
berusaha untuk menjawab dan memecahkan permasalahan itu dengan menggunakan
analisis spekulatif.[2]
Pada dasarnya filsafat adalah berfikir untuk memecahkan masalah atau pertanyaan
dan menjawab suatu persoalan. Namun demikian tidak semua berfikir untuk
memecahkan dan menjawab permasalah dapat disebut filsafat. Filsafat adalah
berfikir secara sistematis radikal dan universal. Di samping itu, filsafat
mempunyai bidang (objek yang difikirkan) sendiri yaitu bidang permasalahan yang
bersifat filosofis yakni bidang yang terletak diantara dunia ketuhanan yang
gaib dengan dunia ilmu pengetahuan yang nyata. Dengan demikian filsafat yang
menjembatani kesenjangan antara masalah-masalah yang bersifat keagamaan
semata-mata (teologis) dengan masalah yang bersifat ilmiah (ilmu pengetahuan).
Namun filsafat tidak mau menerima segala bentuk bentuk otoritas, baik dari agama
maupun ilmu pengetahuan. Filsafat selalu memikirkan kembali atau mempertanyakan
segala sesuatu yang datang secara otoritatif, sehingga mendatangkan pemahaman
yang sebenar-benarnya yang selanjutnya bisa mendatangkan kebijaksanaan (wisdom)
dan menghilangkan kesenjangan antara ajaran-ajaran agama Islam dengan ilmu
pengetahuan modern.[3]
Istilah filsafat dapat ditinjau dari dua segi berikut:
a).
Segi semantik; filsafat berasal dari bahasa arab yaitu falsafah. Dari bahasa
Yunani yaitu philosophia yaitu pengetahuan hikmah (wisdom). Jadi philosophia
berarti cinta pengetahuan, kebijaksanaan, dan kebenaran. Maksudnya adalah
orang menjadikan pengetahuan sebagai tujuan hidupnya dan mengabdikan dirinya
kepada pengetahuan.
b).
Segi praktis; filsafat yaitu alam pikiran artinya berfilsafat itu berpikir.
Orang yang berpikir tentang filsafat disebut filosof. Yaitu orang yang
memikirkan hakikat segala sesuatu dengan sungguh-sungguh di dalam tugasnya
filsafat merupakan hasil akal manusia yang mencari dan memikirkan sesuatu kebenaran
dengan sedalam-dalamnya. Jadi filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan
sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.
Contoh penggunaan pendekatan
filsafat
Memahami matan Hadist lewat pendekatan
hermenuetik. Hermenuetik memiliki tiga pengertian,pertama diartikan sebagai
peralihan dari sesuatu yang relative abstrak (misalnya dari ide pemikiran). ke dalam bentuk ungkapan-ungkapan
yang kongkrit (misalnya dengan bentuk bahasa), kedua terdapat usaha mengalihkan
dari suatu bahasa asing yang maknanya gelap tidak diketahui ke dalam bahasa
lain yang bisa dimengerti oleh si pembaca, dan ketiga, seseorang sedang
memindahkan sesuatu ungkapan pikiran yang kurang jelas diubah menjadi bentuk
yang lebih jelas. Dari ketiga pengertian ini, ada hal yang dapat digaris bawahi
bahwa hermeneutik dijadikan cara pendekatan memahami isi matan sebuah hadis
kepada masyarakat yang hidup dalam tempat dan kurun waktu yang jauh berbeda
dari pengarangnya (Nabi Muhammad) untuk dipahami dan direkonstruksi dalam
rangka menafsirkan realitas sosial masa modern.
Menurut Gadamer, tujuan terpenting dari hermeneutik adalah memperluas cakrawala.[4]
Menurut Gadamer, tujuan terpenting dari hermeneutik adalah memperluas cakrawala.[4]
2. Studi
Islam Pendekatan Sosiologi
a). Pengertian Pendidikan dengan
pendekatan sosiologi
Sosiologi
adalah ilmu tentang kemasyarakatan, ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang
berhubungan dengan masyarakat.Sosiologi didefinisikan secara luas sebagai
bidang penelitian yang tujuannya meningkatkan pengetahuan melalui pengamatan
dasar manusia,dan pola organisasi serta hukumnya.[5]Sosiologi
dapat juga diartikan sebagai suatu ilmu yang menggambarkan tentang keadaan
masyarakat lengkap dengan struktur, lapisan serta berbagai gejala sosial
lainnya yang saling berkaitan. Selanjutnya sosiologi digunakan sebagai salah
satu pendekatan dalam studi islam yang mencoba untuk memahami islam dari aspek
sosial yang berkembang dimasyarakat, sehingga pendidikan dengan pendekatan
sosiologis dapat diartikan sebagai sebuah studi yang memanfaatkan sosiologi
untuk menjelaskan konsep pendidikan dan memecahkan berbagai problema yang
dihadapinya. Pendidikan menurut pendekatan sosiologi ini dipandang sebagai
salah satu konstruksi sosial atau diciptakan oleh interaksi sosial. Pendekatan
sosiologi dalam praktiknya, bukan saja digunakan dalam memahami masalah-masalah
pendidikan, melainkan juga dalam memahami bidang lainnya, seperti agama
sehingga munculah studi tentang sosiologi agama.
b) Agama dalam pendekatan sosiologi
Salah satu ciri utama pendekatan
ilmu -ilmu sosial adalah pemberian definisi yang tepat tentang wilayah telaah
mereka. Adams berpendapat bahwa studi sejarah bukanlah ilmu sosial,sebagaimana
sosiologi.Perbedaan mendasar terletak bahwa sosiologi membatasi secara pasti
bagian dari aktivitas manusia yang dijadikan fokus studi dan kemudian mencari
metode khusus yang sesuai dengan objek tersebut,sedangkan sejarahwan memiliki
tujuan lebih luas lagi dan menggunakan metode yang berlainan. Dengan
menggunakan pendekatan ilmu-ilmu sosial, maka agama akan dijelaskan dengan
beberapa teori, misalnya agama merupakan perluasan dari nilai-nilai sosial,
agama adalah mekanisme integrasi sosial, agama itu berhubungan dengan sesuatu
yang tidak diketahui dan tidak terkontrol dan masih banyak lagi teori
lainnya.Pada intinya pendekatan ilmu- ilmu sosial menjelaskan aspek empiris orang
beragama sebagai pengaruh dari norma sosial. Tampak jelas bahwa pendekatan
ilmu-ilmu sosial memberikan penjelasan mengenai fenomena agama.
c) Agama dalam pendekatan
fungsional-sosiologi
Teori fungsional memandang agama dalam kaitan dengan aspek
pengalaman yang mentransendensikan sejumlah peristiwa eksistensi sehari hari,
yakni melibatkan kepercayaan dan tanggapan terhadap sesuatu yang berada diluar
jangkauan manusia. Oleh karena itu secara sosiologis agama menjadi penting
dalam kehidupan manusia dimana pengetahuan dan keahlian tidak berhasil
memberikan sarana adaptasi atau mekanisme penyesuaian yang dibutuhkan. Dari
sudut pandangan teori fungsional, agama menjadi atau penting sehubungan dengan
unsur-unsur pengalaman manusia yang diperoleh dari ketidakpastian,
ketidakberdayaan dan kelangkaan yang memang merupakan karakteristik fundamental
kondisi manusia. Dalam hal ini fungsi agama adalah menyediakan dua hal yaitu :
1.
Suatu cakrawala pandang tentang dunia luar yang tidak terjangkau oleh manusia.
2. Sarana ritual yang memungkinkan
hubungan manusia dengan hal diluar jangkauanya, yang memberikan jaminan dan
keselamatan bagi manusia mempertahankan moralnya.
Dari sini kita dapat menyebutkan fungsi agama, antara lain:
1. Agama mendasarkan perhatiannya
pada sesuatu yang diluar jangkauan manusia yang melibatkan takdir dan
kesejahteraan, dan terhadap manusia memberikan tanggapanserta menghubungkan
dirinya menyadiakan bagi pemeluknya suatu dukungan dan pelipur lara.
2.
Agama manawarkan hubungan transendetal melalui pemujaan pada upacara ibadat.
3.
Agama mensucikan norma-norma dan nilai masyarakat yang telah terbentuk,
mempertahankan dominasi tujuan kelompok diatas keinginan individu dan disiplin
kelompok diatas dorongan individu.
4. Agama melakukan fungsi-fungsi identitas
yang penting.
5. Agama bersangkut paut pula dengan
pertumbuhan dan kedewasaan individu dan perjalanan hidup melalui tingkat usia
yang ditentukan oleh masyarakat.
Jadi menurut teori fungsional, agama mengidentifikasikan
individu dengan kelompok, menolong individu dalam ketidakpastian, menghibur
ketika dilanda kecewa, mengaitkannya dengan tujuan-tujuan masyarakat,
memperkuat moral, dan menyediakan unsur-unsur identitas.
Seperti halnya teori sosiologi tentang agama, teori
fungsional juga berusaha membangun sikap bebas nilai. Teori ini tidak menilai
kebenaran tertinggi atau kepalsuan kepercayaan beragama. Sebagaimana semua
sosiologi, teori ini juga menggunakan apa yang disebut pendekatan
“naturalistis”pada agama.Sebagai ilmu sosial,sosiologi berusaha memahami
perilaku diri sebab akibat yang alamiah. Ini bukan merupakan posisi ideologi
yang anti agama, sebab jika penyebab itu diluar alam, bila mereka bertindak
terhadap manusia harus juga melalui manusia dan hakikat manusia.
Salah
satu sumbangan yang paling berharga dari teori fungsional ialah ia telah
mengarahkan perhatian kita pada karakteristik agama yang menawarkan sudut
pandang lain darimana kita memulai studi sosiologis terhadap agama dari sudut
perspektif yang saling melengkapi. Teori fungsional menitik beratkan arti
penting”titik kritis”, dimana fikiran dan tindakan sehari hari
ditransendensikan dalam pengalaman manusia.[6]
3. Studi Islam Pendekatan Sejarah
a)
Pengertian pendekatan sejarah
Dalam bahasa Arab, kata sejarah disebut tarikh yang secara
harfiah berarti ketentuan waktu, dan secara istilah berarti keterangan yang telah
terjadi pada masa lampau atau masa yang masih ada. Dalam bahasa Inggris, kata
sejarah merupakan terjemahan dari kata history yang secara harfiah diartikan
the past experience of mankind, yakni pengalaman umat manusia di masa lampau.
Jadi sejarah adalah ilmu yang membahas berbagai masalah yang
terjadi di masa lampau, baik yang berkaitan dengan masalah sosial, politik ekonomi,
budaya, ilmu pengetahuan, kebudayaan, agama dan sebagainya.
Melalui pendekatan sejarah ini, ilmu
pendidikan Islam akan memiliki landasan sejarah yang kuat sehingga terjadi
hubungan dan mata rantai yang jelas antara pendidikan yang dilaksanakan sekarang
dengan pendidikan yang pernah ada di masa lalu. Bangunan ilmu pendidikan Islam
yang didasarkan pada pendekatan sejarah akan memiliki landasan yang lebih
realistis dan empiris, karena bertolak dari praktik pendidikan yang benar-benar
telah terjadi. Ilmu pendidikan Islam dengan pendekatan sejarah merupakan sebuah
bentuk apresiasi atas berbagai peristiwa masa lalu untuk digunakan sebagai
bahan renungan dan pelajaran bagi pengembangan ilmu pendidikan Islam di masa
lalu. Yang dimaksud dengan pendekatan historis adalah meninjau suatu
permasalahan dari sudut tinjauan sejarah, dan menjawab permasalahan serta
menganalisisnya dengan menggunakan metode analisis sejarah. Sejarah atau
histori adalah studi yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa atau kejadian
masa lalu yang menyangkut kejadian atau keadaan yang sebenarnya. Sejarah memang
berhubungan dengan peristiwa-peristiwa masa lalu, namun peristiwa masa lalu
tersebut hanya berarti dapat dipahami dari sudut tinjau masa kini dan ahli
sejarah dapat benar-benar memahami peristiwa atau kejadian masa kini hanya
dengan petunjuk-petunjuk dari peristiwa kejadian masa lalu tersebut. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa dengan mempelajari masa lalu orang dapat
mempelajari masa kininya dan dengan memahami serta menyadari keadaan masa kini
maka orang dapat menggambarkan masa depannya. Itulah yang dimaksud dengan
perspektif sejarah. Di dalam studi Islam, permasalahan atau seluk beluk dari
ajaran agama Islam pelaksanaan serta perkembangannya dapat ditinjau dan
dianalisis dalam kerangka perspektif kesejarahan.
Melalui pendekatan sejarah ditemukan informasi sebagai
berikut:
1.
Sejak kedatangan Islam, umat Islam tergerak hati, pikiran dan perasaannya untuk
memberikan perhatiannya yang besar terhadap penyelenggaraan pendidikan.
2. Model lembaga pendidikan Islam
yang diadakan oleh umat Islam adalah model lembaga pendidikan informal, non
formal dan formal.
3. Lembaga pendidikan yang dibangun umat Islam bersifat
dinamis, kreatif, inovatif, fleksibel dan terbuka untuk dilakukan perubahan
dari waktu ke waktu.
4. Melalui pendekatan sejarah, diketahui bahwa di kalangan
umat Islam telah terdapat sejumlah ulama yang memiliki perhatian untuk
berkiprah dalam bidang pendidikan
5. Melalui pendekatan sejarah, dapat diketahui tentang
kehidupan para guru dan pelajar.
6. Melalui pendekatan sejarah, dapat diketahui tentang
adanya sistem pengaturan atau manajemen pendidikan, pendanaan atau pembiayaan
pendidikan, mulai dari yang sederhana sampai dengan yang canggih.
7. Melalui pendekatan sejarah, dapat diketahui tentang
adanya kurikulum yang diterapkan di berbagai lembaga pendidikan yang
disesuaikan dengan visi, misi, tujuan dan ideologi keagamaan yang dimiliki oleh
tokoh pendiri atau masyarakat yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan
tersebut.
Pendekatan sejarah dalam mempelajari
Islam merupakan profil campuran, yakni sebagian dari praktik tersebut ada yang
dipengaruhi oleh sejarah dan ada pula yang dipengaruhi oleh adat istiadat dan
kebudayaan setempat. Praktik pendidikan dalam sejarah tidak selamanya
mencerminkan apa yang dikehendaki ajaran Al-Qur'an dan al-sunnah. Informasi
yang terdapat dalam sejarah bukanlah dogma atau ajaran yang harus diikuti,
melainkan sebuah informasi yang harus dijadikan bahan kajian dan renungan,dan
memilih bagian yang sesuai dan relevan untuk digunakan.
Contoh
penerapan pendekatan sejarah:
1.
Respon
umat islam terhadap imperalisme dan kolonialisme
Menurut esposito, ada empat macam reaksi umat islam menghadapi imperalisme dan kolonialisme berwajah ganda terhadap umat islam, yaitu menolak, menarik diri, sekularisme dan westernisasi. Reaksi pertama dan kedua alternatifnya menolak berhubungan dengan orang-orang kolonial itu dan lembaga mereka. bagi pendukung sekularisme dan westernisasi, barat menjadi contoh program sosial plitik bagi mereka. satu hal yang perlu diingat bahwa sekarang barat telah meninggalkan dan melepaskan semua koloninya, namun saat ini hadir negara adidaya yang menjadi imperalisme baru dalam wajah penjajahan budaya dan media.
Menurut esposito, ada empat macam reaksi umat islam menghadapi imperalisme dan kolonialisme berwajah ganda terhadap umat islam, yaitu menolak, menarik diri, sekularisme dan westernisasi. Reaksi pertama dan kedua alternatifnya menolak berhubungan dengan orang-orang kolonial itu dan lembaga mereka. bagi pendukung sekularisme dan westernisasi, barat menjadi contoh program sosial plitik bagi mereka. satu hal yang perlu diingat bahwa sekarang barat telah meninggalkan dan melepaskan semua koloninya, namun saat ini hadir negara adidaya yang menjadi imperalisme baru dalam wajah penjajahan budaya dan media.
2.
Sejarah
ilmu pengetahuan agama.(mengkaji epistemologi ibnu taimiyah)
Dalam hal ini ibnu taimiyah mengkritisi pendapat arsitoteles yang mengenai epistemologi yang bercorak rasionalisme yang dicarikan pembenaran dalam alquran. Mereka mengandalkan indikator kebenaran pengetahuan manusia pada kebenaran-kebenaran aksiomatis, yaitu premis yang dijadikan sebagai prinsip dasar yang diperoleh tanpa melalui pengalaman, melainkan melalui sesuatu yang dianggap inheren dalam kemampuan intelektual manusia. Ibnu taimiyah membagi obyek pengetahuan ke dalam dua bagian : pertama, pengetahuan tentang segala yang ada, kedua pengetahuan tentang agama. Ilmu tentang agama dibagi menjadi dua yaitu ilmu kalam atau ilmu tauhid, yang kedua ushul fiqh. Untuk mengetahui segala sesuatu yang ada beliau menggunakan metode tajribah (empiri), kemudian untuk memperoleh dan membuktikan ilmu pengetahuan agama beliau menggunakan metode istishab (masalaih, mursalah) kedua mtode ini digunakan untuk menguatkan landasan tauhid dua kalimah syahadat, serta rukun iman lainya. Argumen epistemologi semacam ini yang digunakan untuk membangun prinsip-prinsip ilmu agama. Karena kebenaran merupakan sesustu yang tetap dan tidak berubah-ubah terutama kebenaran tentang Allah dan Rasul Nya. Pendapat ini sekaligus mengkritik pendapat aristotelian yang meyakini wahyu yang kita jadikan sumber kebenaran sebagai sesuatu yang tidak dapat diakui kebenaranya karena tertolak dengan silogisme aristoteles. Ibnu taimiyah mengemukaan bahwa pengetahuan tidak dibatasi pada penalaran silogistis saja melainkan harus empiris dan faktual.[7]
Dalam hal ini ibnu taimiyah mengkritisi pendapat arsitoteles yang mengenai epistemologi yang bercorak rasionalisme yang dicarikan pembenaran dalam alquran. Mereka mengandalkan indikator kebenaran pengetahuan manusia pada kebenaran-kebenaran aksiomatis, yaitu premis yang dijadikan sebagai prinsip dasar yang diperoleh tanpa melalui pengalaman, melainkan melalui sesuatu yang dianggap inheren dalam kemampuan intelektual manusia. Ibnu taimiyah membagi obyek pengetahuan ke dalam dua bagian : pertama, pengetahuan tentang segala yang ada, kedua pengetahuan tentang agama. Ilmu tentang agama dibagi menjadi dua yaitu ilmu kalam atau ilmu tauhid, yang kedua ushul fiqh. Untuk mengetahui segala sesuatu yang ada beliau menggunakan metode tajribah (empiri), kemudian untuk memperoleh dan membuktikan ilmu pengetahuan agama beliau menggunakan metode istishab (masalaih, mursalah) kedua mtode ini digunakan untuk menguatkan landasan tauhid dua kalimah syahadat, serta rukun iman lainya. Argumen epistemologi semacam ini yang digunakan untuk membangun prinsip-prinsip ilmu agama. Karena kebenaran merupakan sesustu yang tetap dan tidak berubah-ubah terutama kebenaran tentang Allah dan Rasul Nya. Pendapat ini sekaligus mengkritik pendapat aristotelian yang meyakini wahyu yang kita jadikan sumber kebenaran sebagai sesuatu yang tidak dapat diakui kebenaranya karena tertolak dengan silogisme aristoteles. Ibnu taimiyah mengemukaan bahwa pengetahuan tidak dibatasi pada penalaran silogistis saja melainkan harus empiris dan faktual.[7]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendekatan adalah cara
pandang atau paradigm yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang terdapat dalam
suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami Agama. Dalam hal
ini adalah agama Islam.
Pendekatan Interdisipliner yang
dimaksud adalah kajian yang menggunakan sejumlah pendekatan atau sudut pandang
(persepektif).
DAFTAR PUSTAKA
Ishanan.blogspot.com/2014/02/pendekatan
dalam studi Islam/12:30pm
Msitadriskimia.blogspot.com
> Home > materi/26/02/2012/11:30am
Musyahadah85.blogspot.com/2014/02/studi
Islam/13:45pm
Prof.
Dr. H. Abuddin Nata, M.A.,Metodologi
Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,2011)
Stitattaqwa.blogspot.com/2014/02/pendekatan
studi Islam/11:45am
Wismanarendra.blogspot.com/2014/02/studi
Islam Interdisipliner/12:50pm
[1]
Msitadriskimia.blogspot.com > Home > Materi/26/02/2014/11:30 am
[2]
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A.,Metodologi Studi Islam,(Jakarta: Rajawali
Pers,2011),hlm.254.
[3]
Stitattaqwa.blogspot.com/2014/02/pendekatan studi Islam/11.45am
[4]
Wismanarendra.blogspot.com/2014/02/studi Islam Interdisipliner/12:50pm
[5]
Ibid, hlm.38
[6]
Ishanan.blogspot.com/2014/02/pendekatan dalam studi Islam/12:30pm
[7]
Musyahadah85.blogspot.com/2014/02/studi Islam/13:45pm
bagus
BalasHapus