Posted by : Bank Makalah
Rabu, 07 Mei 2014
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam yang telah memberikan taufiq,
hidayah serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami dalam menyelesaikan tugas
makalah ini bisa berjalan tanpa adanya hambatan.
Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Agung kita
Muhammad SAW, yang telah membawa risalah dari Allah SWT terutama nabi yang
telah membawa mu’jizatnya yang berupa Al-Qur’an, yang dengannya bisa kita
peroleh petunjuk dan segala macam ilmu.
Untuk yang selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada segenap
rekan-rekan kami, terutama kepada dosen kami yang telah memberi tugas dan
bimbingan kepada kami, sehingga dapat tersusun makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah kami masih banyak terdapat kesalahan
yang itu memang kelemahan dari kami, untuk itu, kami mohon kiranya rekan-rekan
sekalian terutama kepada Ibu dosen untuk memberikan saran yang bisa kami
jadikan pengalaman untuk kesuksesan kami khususnya dan rekan-rekan umumnya.
Kami berharap, makalah ini semoga
dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung,14 November 2013
M. Yassin
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kaum kolonial Belanda berhasil menancapkan kukunya di bumi Nusantara dengan
misinya yang ganda (antara imperialis dan kristenisasi) justru sangat merusak
dan menjungkirbalikkan tatanan yang sudah ada.
Pemerintah Belanda mulai menjajah Indonesia pada tahun 1619 M, yaitu ketika
Jan Pieter Zoon Coen menduduki Jakarta, dan dilawan oleh Sultan Agung Mataram
yang bergelar Sultan Abdurrahman Khlaifatullah Sayidin Panotogomo.
Sejak dari zaman VOC (Belanda Swasta) kedatangan mereka di Indonesia sudah
bermotif ekonomi, politik dan agama. Dalam hak actroi VOC terdapat suatu pasal
yang berbunyi sebagia berikut : ”Badan ini harus berniaga di Indonesia dan bila
perlu boleh berperang. Dan harus memperhatikan perbaikan agama Kristen dengan
mendirikan sekolah”.
Jepang
muncul sebagai negara kuat di Asia. Bangsa Jepang bercita-cita besar, menjadi
pemimpin Asia Timur Raya, Dan hal ini sudah direncanakan jepang sejak tahun
1940 untuk mendirikan kemakmuran bersama Asia Raya. Menurut rencana tersebut
Jepang menginginkan menjadi pusat suatu lingkungan yang berpengaruh atas
daerah-daerah Mansyuria, Daratan Cina, kepulauan Filiphina, Indonesia,
Malaysia, Thailand, Indo Cina dan Rusia.
B. Rumusan Masalah
Adapu rumusan yang dibahas yaitu:
1. Sejarah Pendidikan Islam Pada
Masa Belanda!
2. Sejarah Pendidikan Islam Pada
Masa Jepang!
C. Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ni
adalah agar kita mengetahui bagai mana Sejarah Pertubuhan Pendidikan Islam pada
masa belanda dan jepang.
BAB II
PENDIDIKAN ISLAM PADA ZAMAN BELANDA
DAN JEPANG
A. Pendidikan Islam Pada Zaman Penjajahan Belanda
Pada mulanya
kedatangan orang-orang asig belanda ke indonesia adalah untuk menjalin hubungan
perdagangan dengan bangsa indonesia. Sambil berdagang, Belanda berupaya
menancapkan pengaruhnya terhadap bangsa indonesia. Belanda tidak hanya
memonopoli perdagangan dengan bangsa indonesia,namun satu demi satu belanda
berhasil menundukan penguasa-penguasa lokal,kemudian merampas daerah-daerah
tersebut kedalam kekuasaannya, selanjutnya berlangsunglah sistem penjajahan[1].
Penaklukan bangsa Barat atas dunia Timur dengan jalan perdagangan, kemudian
dengan kekuatan militer. Kedatangan bangsa Barat memang telah membawa kemajuan
teknologi. Tetapi tujuannya adalah untuk meningkatkan hasil penjajahannya, bukan untuk kemakmuran bangsa
yang dijajah. Begitu pula di bidang pendidikan. Mereka memperkenalkan sistem
dan metode baru tetapi sekedar untuk menghasilkan
tenaga yang dapat membantu kepentingan mereka dengan upah yang murah
dibandingkan dengan jika mereka harus mendatangkan tenaga dari Barat. Apa yang
mereka sebut pembaharuan pendidikan itu adalah westernisasi dari Kristenisasi
yakni untuk kepentingan Barat dan Nasrani. Dua motif inilah yang mewarnai
kebijaksanaan penjajahan Barat di Indonesia selama ± 3,5 Abad.[2]
Pemerintah Belanda mulai menjajah Indonesia pada tahun 1619 M, yaitu ketika
Jan Pieter Zoon Coen menduduki Jakarta. Kemudian Belanda satu demi satu
memperluas jangkauan jajahan nya dengan menjatuhkan penguasa didaerah-daerah.
Kehadiran
bangsa Belanda di daerah Jawa tidak hanya mengeksploitasi kekayaan alam
Indonesia saja tetapi juga menekan politk dan kehidupan keagamaan rakyat.
Belanda menghancurkan elemen-elemen kehidupan- perdagangan orang jawa,kegiatan
umat islam dalam politik. Berikutnya segala aktivitas umat islamyang berkaitan
dengan kehidupa keagamaan ditekan. Belanda terus menerapkan langkah-langkah
yang membatasi gerak pengalaman agama
Islam.
Pembatasan
dan pengawasan yang ketat oleh pemerintahan Belanda terhaap umat Islam
membatasi aktvitas umat Islam. Akibatnya, pengajaran nilai-nilai Islam dan
peningkatan keberlakuan nilai-nilai Islam menjadi tersendat-sendat.Bahkan,
perluasan agama Islam terhadap daerah yang belum terjangkau oleh Islam
terhambat.
Meski
demikian,Islam justru menjadi daya tarik utama sebagai simbol perlawanan kepada
penjajahan belanda. Islam dijadikan oleh umat Islam sebagai mekanisme
pertahanan diri dalam meghadapi kekerasan dan pembatasan pemerintah Belanda. sentimen
keagamaan terhadap umat Islam
menggerakkan kaum santri untuk melancarkan perlawanan politik terhadap
penguasa kolonial.[3]
K.H.
Zanuddin Zuhri menggambarkan bahwa rakyat Indonesia yang mayoritas umat Islam
tidak memandang orang-orang barat tersebut, melainkan sebagaipenakluk dan
penjajah. Dalam dada penjajah tersebut terdapat ajaran dari politikus curang
dan licik Machiavelli,yang antara lain:
1. Agama,sangat diperlukan bagi pemerintah
penjajah(kolonial).
2. Agama
tersebut di pakai untuk menjinakkan dan menahlukkan
rakyat.
3. Setiap
aliran agama yang dianggap palsu oleh penduduk yang bersangkutan harus
dimanfaatkan untuk memecah belah dan mendorong mereka agar mencari bantuan
kepada pemerintah.
4. Janji
dengan rakyat tak perlu ditepati jika merugikan.
5. Tujuan
dapat menghalalkan segala cara.
Politik yang
di jalankan pemerintah Belanda terhadap rakyat Indonesia yang mayoritas beragama
Islam sebenarnya didasari oleh adanya rasa ketakutan, rasa panggilan agama nya
yaitu Kristen dan rasa Kolonialismenya. Dengan begitu mereka menerapkan
berbagai peraturan dan kebijakan di antara nya:
1.
Pada tahun 1882 pemeritah Belanda
membentuk suatu badan khusus yang
bertugas mengawasi kehidupan beragama dan pendidikan islam yang mereka sebut priesterraden
. Dari nasehat badan inilah,pada tahun 1905, pemerintah Belanda
mengeluarkan peraturan baru yang isinya menyatakan bahwa orang yang memberikan
pengajaran atau pengajian agama Islam harus terlebih dahulu meminta izin kepada
pemerintahan Belanda.
2.
Tahun 1925 keluar lagi peraturan
yang lebih ketat terhadap pendidikan agama Islam yaitu bahwa tidak semua
orang(kiai) boleh memberikan pengajaran mengaji,terkecuali telah mendapat
semacam rekomendasi atau persetujuan pemerintah Belanda.
3.
Tahun 1932 keluar lagi peraturan
yang isinya berupa kewenangan untuk memberantas dan menutup madrasah dan
sekolah yang tidak ada izinnya atau memberikan pelajaran yang tidak disukai
oleh pemerintah Belanda yang disebut Ordonasi Sekolah Liar (Wilde School
Ordonantie).
Tidak hanya
sampai di situ tindakan pemerintah belanda. Berbagai usaha lain juga mereka
tempuh, dengan maksud menekan dan
mematikan kegiatan-kegiatan orang islam. Hal tentang pribumi dan Islam di
Indonesia mereka pelajari dengan sebaik-baiknya secara mendalam. Di negeri
Belanda, ilmu khusus berkenaan dengan pribumi dan Islam di Indonesia dikenal
dengan nama indologi.
1.Pendidikan
Islam Sebelum Tahun 1900
Pendidikan
Islam pada masa ini bercirikan hal-hal sebagai berikut:
a.
Pelajaran di berikan satu demi satu.
b.
Pelajaran ilmu sharaf di dahulukan
dari ilmu nahwu.
c.
Buku pelajaran pada mulanya dikarang
oleh Ulama Indonesia dan di terjemahkan ke dalam bahasa daerah setempat.
d.
Kitab yang digunakan umum nya
tulisan tangan.
e.
Pelajaran suatu ilmu hanya di
ajarkan dalam satu macam buku saja.
f.
Toko buku belum ada,yang ada
hanyalah meyalin buku dengan tulisan tangan.
g.
Karena terbatasnya bacaan,materi ini agama sangat
sedikit.
h.
Belum lahir aliran baru dalam Islam.
2.
Pendidikan Islam Pada Masa Peralihan (1900-1908).
Adapun
pelajaran agama Islam pada masa peralihan ini bercirikan hal-hal sebagai
berikut:
a.
Pelajaran untuk dua sampai enam ilmu
dihmpun sacara sekaligus.
b.
Pelajaran ilmu nahwu di dahulukan
atau di samakan dengan lm saraf.
c.
Semua buku pelajaran merupakan
karangan ulama Islam kuno dan dalam bahasa Arab.
d.
Semua buku di cetak.
e.
Suatu ilmudi ajarkan dari beberapa
macam buku: rendah, menengah, dan tinggi.
f.
Telah ada toko buku yang memesan
buku-buku darimmesir atau mekah.
g.
Ilmu agama telah berkembang luas berkat
banyaknya buku bacaan.
h.
Aliran baru dalam islam seperti yang
di bawa oleh majalah Al-Manar di Mesir mulai lahir.
3.
Pendidikan Islam Sesudah Tahun 1909
Sistem
madrasah baru di kenal pada permulaan abat ke 20. Sistem ini membawa
pembaharuan, antara lain:
1.
Perubahan sistem pengajaran dari
perseorangan.
2.
Pengajaran pengetahuan umum
disamping pengetahuan agama dan bahasa Arab.[4]
Kendati
demikian,tidak dapat di pungkiri bahwa pendidikan model Barat membawa arti
positiv bagi perkembangan pendidikan Islam dan kemajuan Masyarakat terjajah.
Orang – orang pribumi yang belajar di sekolah-sekolah Belanda menjadi mengenal
sistem pendidikan modern,seprti sistem kelas,pemakain bangku dan meja, metode
belajar-mengajar modern, dan ilmu pengetahuan. Selain itu, mereka juga mengenal
surat kabar atau majalah yang sangat bermanfaat untuk mengikuti perkembangan
jaman. semuanya, akhirnya dapat malahirkan muslim yang memiliki pola pikir dan
wawasan yang rasional. Pandangan-pandangan rasionallah yang menjadi salah satu
pendorong untuk mengadakan pembaharuan di berbagai bidang, di antaranya adalah
perubahan di bidang keagamaan dan pendidikan. Maka,lahirlah gerakan pembaharuan
pendidikan Islam di berbagai daerah di Indonesia.[5]
B. Pendidikan Islam Pada Zaman Penjajahan
Jepang
1. Tujuan
Persekolahan Secara umum.
Jepang menjajah Indonesia setelah mengusir pemerintah Hindia Belanda dalam
Perang Dunia ke II. Mereka menguasai Indonesia pada tahun 1942, dengan membawa
semboyan : Asia Timur Raya untuk Asia dan Semboyan Asia Baru. Semboyang
tersebut memiliki maksud bahwa tujuan utama pendidikan untuk memenangkan
perang, penyebaran dan pengajaran Agama Islam secara umum, pembentukan
organisasi berkembang secara luas.
Pada babak pertamanya pemerintah Jepang menampakkan diri seakan-akan
membela kepentingan Islam, yang merupakan suatu siasat untuk kepentingan Perang
Dunia ke II.
Untuk mendekati umat Islam Indonesia mereka menempuh kebijaksanaan antara
lain :
1. Kantor Urusan Agama yang pada zaman
Belanda disebut : Kantor Voor Islamistische Saken yang dipimpin oleh
orang-orang Orientalisten Belanda, diubah oleh Jepang menjadi Kantor Sumubi
yang dipimpin oleh ulama Islam sendiri yaitu K.H. Hasyim Asy’ari dari Jombang
dan di daerah-daerah dibentuk Sumuka.
2. Pondok pesantren yang besar-besar sering
mendapat kunjungan dan bantuan dari pembesar-pembesar Jepang.
3. Sekolah negeri diberi pelajaran budi
pekerti yang isinya identik dengan ajaran agama.
4. Di samping itu pemerintah Jepang
mengizinkan pembentukan barisan Hisbullah untuk memberikan latihan dasar
kemiliteran bagi pemuda Islam. Barisan ini dipimpin oleh K.H. Zainul Arifin.
5. Pemerintah Jepang mengizinkan berdirinya
Sekolah Tinggi Islam di Jakarta yang dipimpin oleh K.H. Wahid Hasyim, Kahar
Muzakir dan Bung Hatta.
6. Para ulama Islam bekerja sama dengan
pemimpin-pemimpin nasionalis diizinkan membentuk barisan Pembela Tanah Air
(Peta). Tokoh-tokoh santri dan pemuda Islam ikut dalam latihan kader militer
itu, antara lain : Sudirman, Abd. Khaliq Hasyim, Iskandar Sulaiman, Yusuf Anis,
Aruji Kartawinata, Kasman Singodimejo, Mulyadi Joyomartono, Wahib Wahab,
Sarbini Saiful Islam dan lain-lain. Tentara pembela Tanah Air inilah yang
menjadi inti dari TNI Sekarang.
7. Umat Islam diizinkan meneruskan organisasi
persatuan yang disebut : Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) yang bersifat
kemasyarakatan.
Maksud dari pemerintah Jepang adalah supaya kekuatan umat Islam dan
Nasionalis dapat dibina untuk kepentingan perang Asia Timur Raya yang dipimpin
oleh Jepang.
Perang Dunia ke II menghebat dan tekanan pihak sekutu kepada Jepang makin
berat. Beberapa tahun menjelang berakhirnya perang itu tampak semakin jelas
betapa beratanya Jepang menghadapi musuh dari luar dan dari rakyat Indonesia sendiri,dari segi militer dan sosial politik di Indonesia. Jepang menampakkan diri sebagai penjajah yang sewenang-wenang dan lebih
kasar daripada penjajah Belanda. Kekayaan bumi Indonesia dikumpulkan secara
paksa untuk membiayai perang Asia Timur Raya, sehingga rakyat menderita
kelaparan dan hampir telanjang karena kekurangan pakaian. Di samping itu rakyat
dikerahkan kerja keras (romusha) untuk kepentingan perang.
Jepang membentuk badan-badan pertahanan rakyat seperti Haihoo, Peta,
Keibodan, Seinan dan lain sebagainya, sehingga penderitaan rakyat lahir dan
batin makin tak tertahankan lagi. Maka timbullah pemberontakan-pemberontakan
baik dari golongan Peta di Blitar Jawa Timur dan lain-lain maupun dari para
alim ulama. Banyak Kyai yang ditangkap dan dipenjarakan oleh Jepang.
Dunia pendidikan secara umum terbengkalai,
sekolah-sekolah pada zaman Belanda diganti degan sistem Jepang. Segala upaya di
tunjukkan untuk kepentingan perang. Murid-murid
sekolah tiap hari hanya disuruh gerak badan, baris berbaris, bekerja bakti
(romusha), bernyanyi dan lain sebainya. Hampir setiap hari mereka mengikuti
kegiatan latihan perang aau bekerja. Yang masih
agak beruntung adalah madrasah-madrasah yang berada dalam lingkungan pondok
pesantren yang bebas dari pengawasan langsung pemerintah Jepang. Pendidikan
dalam pondok pesantren masih dapat berjalan dengan agak wajar.
Kendati
demikian, ada beberapa hal yang perlu di catat pada zaman Jepangini, yaitu
terjadi nya perubahan yang cukup mendasar di bidang pendidikan, dan hal ini
penting sekali artinya bagi bangsa Indonesia, diantara nya sebagai berikut:
1.
Dihapuskanya dualisme
pengajaran,berbagai macam jenis sekolah rendah, yan dulunya di selenggarakan
pada zaman Belanda, dihapuskan sama sekali. Habislah riwayat susunan pengajaran
Belanda yang dualisme itu, yang membedakan dua jenis pengajaran, yakni
pengajaran Barat dan pengajaran Bumi Putra.
2.
Pemakaian bahasa Indonesia,
Pemakaian bahasa indonesia baik sebagai bahasa resmi maupn sebagai bahasa
pengantar pada tiap-tiap jenis sekolah yang telah diaksanakan.
2. Sikap
Jepang Terhadap Pendidikan Islam
Sikap penjajah Jepang terhadap
pendidikan islam ternyata lebih lunak sehingga ruang gerak pendidikan Islam
lebih bebas ketimbang pada zaman pemeribtahan kolonial Belanda. Terlebih-lebih
paa tahap permulaan pemerintah Jepang menampakkan diri seakan-akan membela
kepentingan Islam. Untuk mendekati umat Islam, mereka menempuh beberapa
kebijaksanaan berikut:
a.
Kantor Urusan Agama (KUA)
b.
Pembetukan Masyumi (Majeis Syuro
Muslimin Indonesia)
c.
Terbentuknya Hizbullah
3.
Pertumbuhan Dan Perkembangan Madrasah
Pada masa
pendudukan Jepang ada satu keistimewaan dalam dunia pendidikan. Sekolah-sekolah
telah diseragamkan dan di negerikan.
Adapun sekolah-sekolah swata,seperti Muhammadiyah,Taman siswa dan lain-lain
diizinkan terus berkembang,tetapi masih di atur dan diselenggarakan oleh
pedudukan Jepang.[6]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penaklukan bangsa barat atas dunia timur dimulai dengan jalan perdagangan
kemudian dengan kekuatan militer. Selama jaman penjajahan barat itu perjalanan
proses kritenisasi di Indonesia kedatangan bangsa barat memang telah membawa
kemajuan teknologi. Tetapi tujuannya adalah untuk meningkatkan hasil
penjajahannya bukan untuk kemakmuran bangsa yang dijajah. Begitu pula di bidang
pendidikan. Mereka memperkenalkan sistem dan metode baru tetapi sekedar untuk
menghasilkan tenaga yang dapat membantu kepentingan mereka dengan upah yang
murah dibandingkan dengan jika mereka harus mendatangkan tenaga dari barat.
Maksud dari pemerintahan Jepang ialah supaya kekuatan umat Islam dan
nasionalis dapat dibina untuk kepentingan perang Asia Timur Raya yang dipimpin
oleh Jepang. Jepang membentuk badan-badan pertahanan rakyat seperti Haihoo,
Peta, Keibondan sehingga penderitaan rakyat lahir dan batin makin tak
tertahankan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam, Dirayah Islami II. Jakarta :
Rajawali Pers. Edisi I. 2008.
Dra.Hj.Enung
K Rukiyati. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia.Bandung: CV. Pustaka setia,2008.
Asrahah,Hanun.
Sejaran Pendidikan Islam. jakarta: Logos,1999.
[1] Asrahah,hanun,Sejarah Pendidikan Islam,Jakarta:Logos,1999.hlm.150
[2] Badri
Yatim. Sejarah Peradaban Islam, Dirayah Islami II. Jakarta : Rajawali
Pers. Edisi. 2008.hlm.75
[3] Asrahah,hanun,Sejarah Pendidikan Islam,Jakarta:Logos,1999.halm.151
[4]
Dra.Hj.Enung K Rukiyati. Sejarah Pendidikan Islam
di Indonesia.Bandung: CV. Pustaka setia,2008.hlm.60
[5] Asrahah,hanun,Sejarah Pendidikan Islam,Jakarta:Logos,1999.halm.154
[6] Dra.Hj.Enung K Rukiyati. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia.Bandung: CV. Pustaka setia,2008.hlm.65