Posted by : Bank Makalah Kamis, 08 Mei 2014


BAB  II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Ejaan
Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah pelambang bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan, dan penulisanya dalam suatu bahasa. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja.Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata, sedangakan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya.

B.     Pemakaian Huruf
Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang disempurnakan (EYD). EYD mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan ketiga dalam sejarah bahasa Indonesia ini memang merupakan upaya penyempurnaan ejaan sebelumnya yang sudah dipakai selama dua puluh lima tahun yang dikenal dengan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.
Ejaan pertama bahasa Indonesia adalah Ejaan van Ophuijsen (nama seorang guru besar belanda yang juga pemerhati bahasa), diberlakukan pada tahun 1901 oleh pemerintah Belanda yang berkuasa di Indonesia
       C. Ruang Lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ruang lingkup EYD mencakupi lima aspek, yaitu:
1. Pemakaian huruf,
2. Penulisan huruf,
3. Penulisan kata,
4. Penulisan unsur serapan, dan
5. Pemakaian tanda baca.
Dalam abjad itu terdapat lima huruf vokal (v), yaitu a,i,u,e,o sisanya adalah konsonan (k) sebanyak 21 huruf. Disamping 26 huruf itu, dalam bahasa Indonesia juga digunakan gabungan konsonan (diagraf) sebanyak empat pasang :
Kh, seperti dalam kata : khusus, akhir
Ng, seperti dalam kata : ngilu, bangun
Ny, seperti dalam kata : nyata, anyam
Sy, seperti dalam kata : syair, asyik
setiap pasangan itu menghasilkan satu fonem atau satu bunyi yang dapat membedakan arti. Karena itu,kh,ng,ny,sy masing-masing dihitung sebagai satu k (konsonan).[1]

D.       Format Penulisan Kalimat
   Cetak tebal, untuk menegaskan suatu kata atau kalimat yang sedang menjadi pembicaraan.
     Contoh: Buaya adalah reptil terbesar yang hidup di sungai dan rawa-rawa.
• Cetak miring merupakan kata serapan di luar bahasa baku yang sedang digunakan.
     Contoh: Hantu Jeruk Purut adalah film bertema horor yang turut mewarnai perfilman nasional saat ini.
 Garis bawah memiliki fungsi hampir sama seperti cetak tebal dan miring, ketika teknologi komputer belum sepesat sekarang. Seperti kita ketahui, mesin ketik generasi tua belum ada fasilitas cetak tebal dan miring. Tapi untuk masa sekarang, garis bawah tidak begitu jelas penggunaannya

E.   Tanda Baca
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang.
v  Beberapa jenis tanda baca yang penting antara lain adalah:
a.      Tanda Titik (.)
1.      Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan[2]
Contoh:
• Saya suka makan nasi.
Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah.
2.      Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh:
• R.W.Dodo
• George W. Bush
Tetapi apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh:
• Muhammad Nur Khalimuddin
3.      Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
• Dr. (Doktor)
• Ny. (Nyonya)
• S.E. (Sarjana Ekonomi)

b.      Tanda Koma ( , )
Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan.
Contoh:
Saya mencuci baju, celana, dan sepatu.
Contoh penggunaan yang salah:
Saya membeli udang, kepiting dan ikan
1.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh:
Saya bergabung dengan Matapena, tetapi tidak aktif.
2.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
• Kalau hari hujan, saya tidak akan datang
3.      Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh:
Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
c.       Tanda Titik Koma ( ; )
1.      Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh:
Matahari makin meninggi: Rizka belum bangun dari tidurnya juga.
2.      Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh:
Ayah membaca koran di ruang tamu; ibu menyiapkan sarapan di dapur, Alvin menonton tayangan berita televisi.
d.      Tanda Titik Dua ( : )
1.      Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh:
• Yang kita perlukan sekarang adalah barang-barang berikut: kursi, meja, dan lemari.
• Fakultas itu mempunyai empat jurusan: Pendidikan Bahasa Arab, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah, dan Kependidikan Islam.
2.      Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua                        : Wildan Bakhtiar
Wakil Ketua             : Linda Sari
Sekretaris                  : Ali Dede
Wakil Sekretaris        : Fadhilah putri
Bendahara                 : Elsa Dani
Wakil bendahara       : Istiqomah
e.       Tanda Hubung ( - )
1.      Tanda hubung dipakai untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Contoh:
• Rahma mengalami banyak peru-bahan dalam kehidupannya.
- Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada ujung baris.
Contoh:
• Menurut hakim masalah i-tu akan segera diproses.
2.      Tanda hubung dipakai untuk menyambung awalan dengan bagian kata dan belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya ada pergantian baris.
Contoh:
• Kini ada cara baru meng-ukur panas
akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
Contoh:
• Kita harus menghargai-  pendapat orang lain.
f.       Tanda Pisah (—)
1.      Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh:
• Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar
- Dalam pengetikan karangan ilmiah, tanda pisah dinyatakan dengan tanda hubung tanpa jarak.
2.      Tanda pisah menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh:
• Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
3.      Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh:
• 15—24 Desember 1999
g.      Tanda Tanya ( ? )
1.       Tanda Tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
 Contoh:
• Kapan Siska pulang?
• Bapak menjemput Nurul, bukan?
2.      Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurang untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
• Beliau keturunan darah biru (?).
• Berlian seharga 26 juta rupiah (?) hilang.

h. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan
atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun
rasa emosi yang kuat.
Contoh:
• Alangkah indahnya kota Yogyakarta!
• Tutup semua jendela!
• Merdeka!
i.        Tanda Kurung  ( (...) )
1.      Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh:
• Dalam rapat guru yang diadakan kemarin membahas tentang KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) Madrasah Tsanawiyah Negeri Sleman.
2.      Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh:
• Keterangan itu (lihat Tabel 5) menunjukkan kemerosotan perekonomian desa Candiharjo.
• Novel Tetralogi Laskar Pelangi menceritakan kisah anak Bangka Belitung (suatu wilayah yang terdapat di pulau Sumatra)
3.      Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh:
• Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
• Korban kecelakaan itu berasal dari (kota) Purbalingga.
j.        Tanda Kurung Siku ( [...] )
1.       Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda yang menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Contoh:
• Katanya, "[Adam] tidak datang ke sekolah hari ini".
2.      Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh:
• Persamaan kedua kasus ini (perbedaannya dituliskan di dalam Bab III [lihat halaman 25-28]) perlu ditinjau kembali.
k.  Tanda Elipsis (....)
1. Tanda Elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Contoh:
• Kalau begitu…ya, marilah kita berangkat sekarang sebelum hujan turun.
2. Tanda Elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Contoh:
• Faktor-faktor kemunduran … akan dievaluasi lebih lanjut.
l. Tanda Petik ("...")
1. Tanda petik digunakan untuk menyatakan suatu kalimat langsung atau kadang juga sebagai penegasan.
contoh:
• kata Fitrah, "Kita harus menyelesaikan makalah ini segera!"
2. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lainnnya.
Contoh:
• “Saya sudah siap” kata masykur, “mari kita berangkat!”
m. Tanda Petik Tunggal ( '...' )
1. Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang tersusun dalam petikan lain.
Contoh:
• “Aku mendengar seseorang memanggil, ‘Sani, Sani’, dari hutan itu,” ujar Riza.
 2. Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit terjemahan, ungkapan asing, atau penjelasan kata.
Contoh:
• Problem-Solving ‘pemecahan masalah’
p. Tanda Ulang (...2)
Ditulis dengan menambahkan angka 2 atau 2 (pangkat 2) di akhir kata yang seharusnya diulang, menandakan kata tersebut diulang dua kali. Tanda penyingkatan ini tidak resmi. Kata yang berulang harus ditulis penuh. 
Contoh:
• Buku-buku (bukan "buku2") atau  Saudara-saudara (bukan "saudara2")
- tanda ulang singkatan hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan. Contoh: • anak2 tidak berangkat ke sekolah bersama2

KESIMPULAN

Tanda baca dalam bahasa Indonesia merupakan salah satu kaedah bahasa yang sangat penting. Tanda baca merupakan simbol dalam suatu bacaan untuk dapat difahami dengan mudah oleh pembacanya. Tanpa tanda baca, kita akan sulit memahami maksud yang terkandung dalam bacaan tersebut. Oleh karena itu, tanda baca tersebut sangat perlu kita pelajari agar kita tahu maksud dari suatu bacaan, dan mampu membuat tulisan dengan baik dan benar.
Tanda baca dalam bahasa Indonesia bermacam-macam, misalnya: tanda titik (.) biasanya dipakai pada akhir kalimat yang bukan  berupa pernyataan atau seruan. Tanda Koma (,) biasanya digunakan sebagai pengganti kata “dan” serta penjeda dalam suatu kalimat, Tanda Tanya (?) digunakan untuk kalimat pertanyaan, Tanda Seru (!) digunakan untuk kalimat perintah, dan  lain sebagainya.


[1] Syafi’ie, Dr. Imam. 1990. Bahasa Indonesia Profesi. Malang: IKIP Malang.hal. 45-47
[2] Sugihastuti, dkk. 2006. Editor Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal. 67-69




Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Total Tayangan Halaman

Popular Post

- Copyright © Dunia Makalah -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -