Posted by : Bank Makalah
Jumat, 04 Juli 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR
BELAKANG
Hukum
gerak Newton adalah hukum sains yang ditentukan oleh Sir Isaac Newton mengenai
sifat gerak benda.Hukum gerak Newton itu sendiri merupakan hukum yang
fundamental.Artinya, pertama hukum ini tidak dapat dibuktikan dari
prinsip-prinsip lain, kedua hukum ini memungkinkan kita agar dapat memahami
jenis gerak yang paling umum yang merupakan dasar mekanika klasik.
Dalam kehidupan sehari-hari, gaya merupakan tarikan atau dorongan. Misalnya,
pada waktu kita mendorong atau menarik suatu benda atau kita menendang bola,
dikatakan bahwa kita mengerjakan suatu gaya dorong pada mobil mainan.
Pada umumnya benda yang dikenakan gaya mengalami perubahan-perubahan lokasi
atau berpindah tempat.
1.2. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Hukum
Newton
2. Untuk mengetahui bunyi Hukum II. Newton
3. Untuk mengetahui bunyi Hukum III.
Newton
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Hukum Newton
Hukum-hukum Newton adalah hukum yang mengatur tentang gerak.
Hukum gerak Newton itu sendiri merupakan hukum yang fundamental. Artinya,
pertama hukum ini tidak dapat dibuktikan dari prinsip-prinsip lain. Kedua,
hukum ini memungkinkan kita agar dapat memahami jenis gerak yang paling umum yang
merupakan dasar mekanika klasik.
Hukum gerak Newton adalah tiga hukum yang menjadi dasar mekanika klasik. Hukum
ini menggambarkan hubungan antara gaya yang bekerja pada suatu benda dan gerak
yang disebabkannya. Ketiga hukum gerak ini pertama dirangkum oleh Isaac Newton
dalam karyanya Philosophi Naturalis Principa Mathematica, pertama kali
ditebitkan pada 05 Juli 1687.
2.2.
Hukum II Newton
2.2.1. Bunyi Hukum II Newton
“ Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada
suatu benda berbanding lurus dengan besar gaya itu ( searah dengan gaya itu )
dan berbanding terbalik dengan massa benda tersebut”.
Secara
matematis dapat ditulis :
a =
|
F
|
m
|
Dimana
:
F
= gaya, Satuannya N
m
= massa, Satuannya Kg
a
= Percepatan, Satuannya ms-2
2.2.2. Gaya, Massa, dan
Hukum Kedua Newton
Hukum kedua Newton menetapkan hubungan antara besaran
dinamika gaya dan massa dan besaran kinematika percepatan, kecepatan, dan
perpindahan. Gaya adalah suatu pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan
benda mengubah kecepatannya, artinya dipercepat. Arah gaya adalah arah
percepatan yang disebabkan jika gaya itu adalah satu-satunya gaya yang bekerja
pada benda tersebut. Besarnya gaya adalah hasil kali massa benda dan besarnya
percepatan yang dihasilkan gaya. Massa adalah sifat intristik sebuah benda
mengukur resistensinya terhadap percepatan.
Contoh
penerapan Hukum II Newton :
Pada gambar disamping, sebuah
benda ditarik dengan gaya F. Dengan adanya gaya F, maka benda
bergerak dengan percepatan a. Pada kasus yang kedua, benda dengan massa m
ditarik oleh 2 orang dengan gaya 2F. Pada Kasus yang kedua ini, benda bergerak dengan
percepatan 2a, massa benda ditambah dan ditarik dengan gaya F.
Pada kasus yang ketiga benda bergerak dengan percepatan a/2 .
Dalam
hukum ini, Newton menyimpulkan sebagai berikut :
1. Percepatan
benda yang disebabkan adanya resultan gaya pada benda dengan massa m berbanding
langsung ( sebanding ) dengan besar resultan gaya. Makin besar gaya, makin besar
percepatan.
2. Percepatan
benda yang disebabkan adanya resultan gaya pada benda berbanding terbalik
dengan massa benda m. Makin besar massa, makin kecil percepatan.
Secara
matematis Hukum II Newton dituliskan sebagai :
Contoh
soal :
Mobil-mobilan bermassa 2 Kg diam diatas lantai licin, kemudian diberi gaya
tertentu dan bergerak dengan percepatan 10m/s2. Berapakah gaya yang
diberikan pada mobil-mobilan?
Diketahui
: m = 2 Kg
a = 10 m/s2
Ditanya
: F ?
Jawab
: F = m.a
= 2 Kg . 10 m/s2 = 20 N
2.3.
Hukum III Newton
Hukum III Newton tentang gerak menyatakan bahwa bila suatu
benda melakukan gaya pada benda lainnya, maka akan menimbulkan gaya yang
besarnya sama dengan arah yang berlawanan. Dengan kata lain, Hukum III Newton
ini berbunyi :
Gaya
aksi = gaya reaksi.
Gaya
aksi = gaya yang bekerja pada
benda.
Gaya
reaksi = gaya reaksi benda akibat gaya aksi.
Untuk setiap gaya aksi yang dilakukan, selalu ada gaya reaksi yang besarnya
sama tetapi arahnya berlawanan, atau gaya interaksi antara dua buah benda
selalu sama besar tetapi berlawanan arah. Harus selalu diingat bahwa pasangan
gaya yang dimaksudkan dalam Hukum III Newton ini bekerja pada dua benda yang
berbeda. Gaya mana yang merupakan gaya reaksi pada dasarnya tidak dapat
ditentukan. Namun demikian, biasanya dalam soal fisika disebutkan bahwa gaya
aksi adalah gaya yang kita lakukan, meskipun sebenarnya bisa dipertukarkan.
Hukum ketiga menyatakan bahwa tidak ada gaya timbul di alam semesta ini, tanpa
keberadaan gaya lain yang sama dan berlawanan dengan gaya itu. Jika sebuah gaya
bekerja pada sebuah benda ( aksi ) maka benda itu akan mengerjakan gaya yang
sama besar namun berlawanan arah ( reaksi ). Dengan kata lain gaya selalu
muncul berpasangan. Tidak pernah ada gaya yang muncul sendirian.
Sebagai Contoh, ketika kita berjalan, telapak kaki kita mendorong tanah
kebelakang (aksi ).Sebagai reaksi, tanah mendorong telapak kaki kita ke depan,
sehingga kita berjalan kedepan.
Contoh lain, Ketika seseorang mendayung perahu, pada waktu mengayunkan dayung,
pendayung mendorong air ke belakang ( aksi ). Sebagai reaksi, air memberi gaya
pada dayung kedepan sehingga perahu bergerak kedepan.
Secara matematis, Hukum III Newton ditulis sebagai berikut :
FA = - FB
|
Atau
|
Faksi = - Freaksi
|
Yang bisa dibaca sebagai “ gaya benda A yang bekerja pada benda B sama dengan negativ
gaya benda B yang bekerja pada benda A ”
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
-
Hukum-hukum Newton adalah hukum yang mengatur tentang gerak.
-
Hukum II Newton berbunyi “ Percepatan yang ditimbulkan oleh
gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan besar gaya itu dan
berbanding terbalik dengan massa benda itu “. Dimana :
-
Hukum III Newton berbunyi “ bila suatu benda melakukan gaya
pada benda lainnya, maka akan menimbulkan gaya yang besarnya sama dengan arah
yang berlawanan”. Dimana :
Faksi
|
=
|
- Freaksi
|
3.2.
Saran
Penulis menyarankan agar penimbangan berat badan sebaiknya
dilakukan pada lantai, karena berat yang terbaca adalah berat yang
sesungguhnya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://thamaro.blogspot.com/2012/12/makalah-hukum-newton.html
Ruwanto,
Bambang. 2009. Asas-asas Fisika 2A. Yogyakarta:Yudhistira
Sugijono,
dkk. 1996. Konsep-konsep Fisika. Klaten: PT Intan Pariwara
Supiyanto,2004,fisika 1 sma,Jakarta:Erlangga